Psikologi pendidikan
adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami
pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Latar Belakang Historis
Ada tiga perintis
terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan:
- William James. Dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
- John Dewey. Dewey membangun laboratorium psikologi pendpercaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia luar sekolah. Ketiga, Dewey mengemukakan gagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.
- E. L. Thorndike. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya bahasa ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Perkembangan Lebih Lanjut. Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran
digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh pertama abad
ke-20. Dalam ilmu psikologi Amerika, padangan B. F. Skinner (1938), yang
didasarkan pada ide-ide Thorndike, sangat memengaruhi psikologi pendidikan pada
pertengahan abad ke-20. Pada 1950-an, Skinner mengembangkan konsep programmed learningi (pembelajaran
terprogram), yakni setelah murid melalui serangkaian langkah ia terus didorong
(reinforced) untuk mencapai tujuan
dari pembelajaran. Skinner menciptakan alat pengajaran yang berfungsi sebagai
tutor dan mendorong murid untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Mengajar: Antara Seni dan Ilmu Pengetahuan
Seni maupun sains dan
pengalaman keahlian mengajar berperan penting bagi keberhasilan seorang guru. Bidang
psikologi pendidikan banyak mengambil sumber dari teori dan riset psikologi
yang lebih luas. Psikologi pendidikan juga banyak memanfaatkan teori dan riset
yang disusun dan dilakukan langsung oleh para ahli psikologi pendidikan dan
dari pengalaman praktis para guru. Ahli psikologi pendidikan juga mengakui
bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi
menggunakan improvisasi dan spontanitas.
Sebagai sebuah ilmu, tujuan
psikologi pendidikan adalah memberi pengetahuan riset yang dapat secara efektif
di aplikasikan untuk situasi mengajar.
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Karena mengajar adalah
hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara
tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal.
Pengetahuan dan Keahlian Profesi
Guru yang efektif
menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru
yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode
penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas.
Penguasaan Materi Pelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel,
dan memahami materi. Pengetahuan juga mencakup tentang dasar-dasar
pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan
berargumen, pola perubahan dalam satu mata pelajaran, kepercayaan tentang mata
pelajaran, dan kemampuan untuk mengaitkan satu gagasan dari suatu disiplin ilmu
ke disiplin ilmu lainnya.
Strategi Pengajaran. Kontruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun
(to construct) pengetahuan dan
pemahaman. Menurut pandangan kontruktivis, guru bukan sekedar memberi informasi
ke pikiran mereka, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi
dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis.
Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan
Instruksional. Guru harus
menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Guru
juga harus menyusun kriteria tertentu agar sukses. Dalam menyusun rencana, guru
memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa menantang sekaligus menarik.
Keahlian Manajemen Kelas. Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif
adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke
tugas-tugas. Guru perlu senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan
prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok, monitoring, dan mengaktifkan kelas, serta menangani tindakan murid
yang mengganggu kelas.
Keahlian Motivasional. Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk
memotivasi agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan
termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya.
Keahlian Komunikasi. Yang juga amat diperlukan untuk mengajar adalah
keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal,
memahami komunikasi non-verbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik secara
konstruktif. Guru yang efektif juga bekerja untuk meningkatkan keahlian
komunikasi para murid.
Keahlian Teknologi.
Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasi komputer
ke dalam proses belajar dikelas. Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer
untuk menulis dan berkreasi. Guru yang efektif bis mengevaluasi efektivitas game instruksional dan simulasi
komputer, tahu cara menggunakan dan mengajari murid untuk menggunakan alat
komunikasi melalui komputer seperti Internet.
Komitmen dan Motivasi
Komitmen dan motivas
dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan
melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga punya kepercayaan diri
terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan
motivasi mereka.
Semakin baik Anda
menjadi guru, semakin berharga pekerjaan Anda. Dan jika Anda semakin dihormati
dan sukses di mata murid, maka Anda akan merasa semakin bertambah komitmen
Anda.
RISET DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pendekatan Riset Ilmiah
Riset ilmiah adalah
riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan
bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset ilmiah
dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk
menemukan informasi yang akurat. Pendekatan ini terdiri dari beberapa langkah:
merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan teori riset.
Teori adalah
seperangkat ide yang saling berkaitan dan koheren, yang berfungsi untuk
menjelaskan dan membuat prediksi. Hipotesis adalah asumsi dan prediksi yang
spesifik yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori itu benar atau tidak.
Metode Ilmiah
Ada tiga metode dasar
yang dipakai untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidikan, yaitu:
- Riset deskriptif. Riset ini bertujuan untuk mengamati dan mencatat perilaku.
- Riset kolerasional. Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik.
- Riset eksperimental. Tujuan riset ini adalah untuk menentukan sebab-akibat perilaku. Sebab adalah suatu kejadian yang dimanipulasi. Akibat adalah perilaku yang berubah karena manipulasi.
Tantangan Riset
Salah
satu dari tantangan itu adalah bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu
sendiri. Tantangan lainnya adalah efek dari riset terhadap partisipan bagaimana
memahami secara lebih baik informasi yang berasal dari studi-studi riset.
Etika. Kode etik yang diadopsi oleh APA mewajibkan para
riset untuk melindungi partisipan dari bahaya mental dan fisik.
Etnis dan Kultur. Periset cenderung mempraktikan ethnic gloss ketika mereka memilih dan mendeskripsikan kelompok
etnis minoritas.
0 komentar:
Posting Komentar